Eksposur dan
Akuntansi Valas
Transaksi
Valas (Valuta asing) menyebabkan timbulnya aksposur valas, yang disebabkan
karena terjadinya perubahan kurs. Eksposur valas yaitu aksposur transaksi,
eksposur translasi, dan eksposur ekonomi, mempunyai substansi ekonomi yang
harus diplaporkan pada laporan keuangan. 6.1. Pasar Valas dan Kurs Pasar valas
merupakan mekanisme melalui yang mana valuta suatu negara ditukarkan dengan
valuta negara lain, kurs antar valuta ditetapkan, dan transaksi antar valas
diselesaikan. Dalam hubungannya dengan lokasi fisik, pasar valas bertebaran di
seluruh dunia dan eksis jika individu-individu atau institusi-institusi saling
bertukar valuta dari negara yang berbeda-beda. Dalam hubungannya dengan waktu
eksekusi, transaksi valas dapat terjadi di Spot market dan forward market. Spot
market meliputi pembelian dan penjualan valas yang sangat segera dilaksanakan.
Untuk transaksi kecil di pasar retail, penyelesaiannya adalah segera, sedangkan
untuk transaksi besar di wholesale market butuh waktu sampai dua hari bisnis.
Dalam forward market, para partisipan mengadakan kontrak pada hari ini untuk
penyerahan,/penerimaan valas pada waktu mendatang. Perbedaan antara kurs
sekarang( spote rate) dan kurs masa mendatang( forward rate) disebut premi
(premium) jika kurs mendatang lebih mahal disbanding dengan kurs sekarang, dan disebut
dikon (discount) jika sebaliknya. Sistem moneter dunia terbentuk dari banyak
valuta nasional. Pada saat kurs mudah goyah (volatile), penting bagi para
manajer untuk waspada terhadap resiko valas dan mengmbil langkah-langkah yang
cukup untuk mengatasinya. Daya saing perusahaan terlibat dalam bisnis
internasional dapat dipengaruhi oleh fluktuasi kurs. 6.2. Eksposur Valas
Eksposur valas merupakan sebuah ukuran terhadap potensi perubahan
profitabilitas, arus kas, dan nilai pasar sebuah perusahaan yang disebabkan
oleh perubahan kurs. Eksposur valas secara konvensional diklasifikasi menjadi 3
tipe: 1. Eksposur translasi atau eksposur akuntansi Merupakan potensi
peningkatan atau penurunan nilai bersih perusahaan induk dan laba bersih yang
dilaporkannya, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs sejak tanggal laporan
keuangan konsolidasian periode sebelumnya. Tujuan utama translasi adalah untuk
menyusun laporan keuangan konsolidasian, translasi juga membantu dalam
mengevaluasi kinerja semua perusahaan afiliasi dimanapun dengan mengubah
angka-angka laporan ke dalam sebuah valuta umum ( yaitu valuta perusahaan
induk). 2. Eksposure transaksi Berkaitan dengan sensitifitas arus kas
kontraktual yang dinyatakan dala valas terhadap perubahan kurs yang diukur
dalam valuta domestic perusahaan tersebut. Eksposur transaksi dapat timbul
karena transaksi-transaksi berikut: a. Membeli atau menjual barang secara
kredit b. Meminjam atau meminjamkan dana dalam valas c. Terikat kontrak untuk
membeli/menjual valas pada tanggal tertentu di masa mendatang d. Transaksi lain
untuk mendapatkan asset atau utang yang dinyatakan dalam valas. 3. Eksposur
ekonomi/operasi Menaksir dampak perubahan kurs di masa mendatang terhadap
operasi perusahaan dan posisi kompetitifnya terhadap perusahaan-perusahaan
lain. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi langkah-langkah strategis yang
dapat diambil perusahaan untuk meningkatkan atau mempertahankan nilai
perusahaan tersebut terhadap perubahan kurs yang tidak diduga. Eksposur ini
bersifat subyektif karena adanya ketidakpastian yang lebih besar dari
variabel-variabel ekonomi dalam jangka panjang. 6.3. Akuntansi Untuk Fluktuasi
Kurs Perusahaan yang terlibat dalam bisnis global menghadapi resiko terjadinya
laba atau rugi dari fluktuasi kurs. Tetapi untuk memahi hal tersebut ada
manfaat untuk membedakan antara transaksi asing dan transaksi valas karena
tidak semua transaksi asing dinyatakan dalam valas, sehingga tidak setiap
transaksi asing merupakan transaksi valas. Penting untuk dipahami bahwa
terdapat perbedaan atara laba dan rugi transaksi dan laba dan rugi translasi.
Laba dan rugi transaksi direalisasi dan mempengaruhi arus kas perusahaan.
Dibandingkan dengan jumlah rupiah yang diterima seandainya dibayar tunai,
jumlah tersebut dapat sama besar, lebih besar atau lebih kecil. Potensi inilah
yang disebut eksposur transaksi. Perlakuan akuntansi terhadap laba dan rugi
transaksi valas yaitu laba dan rugi tersebut harus dimasukkan ke dalam laporan
hasil usaha dan mempengaruhi laba pada periode terjadinya laba dan rugi
transaksi tersebut. 6.3.1. Akuntansi Transaksi Valas Dalam transaksi valas
salah satu isu akuntansinya adalah bagaimana transaksi tersebut harus dicatat
dalam melaporkan valuta pada tanggal terjadinya transaksi dan pada saat
penyelesaiaan. Dalam transaksi tunai, terdapat persetujuan umum bahwa transaksi
harus dicatat dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi( spot exchange
rate). Tetapi dalam transaksi kredit ada 2 lagi isu akuntansi yang muncul,
salah satunya adalah bagaimana melaporkan penyesuaian kurs pada tanggal
pelaporan keuangan. Ada 2 pandangan mengenai apakah transaksi harus dianggap
sebagai sebuah transaksi tunggal atau 2 buah transaksi : 6.3.1.1 . Pendekatan
Transaksi Tunggal Pandangan yang digunakan adalah bahwa hanya ada satu
transaksi ekonomi yang dicatat yaitu transaksi penjualan/pembelian. Sedangkan
pelunasan utang atau penerimaan pelunasan piutang valas dianggap sebagai bagian
esensial dari transaksi ekonomi untuk menjual atau membeli barang atau jasa.
6.3.1.2. Pendekatan Transaksi Ganda Dalam pendekatan ini utang dan piutang
dianggap sebgai sebuah transaksi kedua yang berbeda atau terpisah dari
transaksi asli yang berupa pembelian atau penjualan barang atau jasa. Dalam
pendekatan ini manajemen tidak dapat memperkirakan besarnya kurs pada tanggal
penyelesaian transaksi. 6.3.2 Akuntansi Translasi Valas Pada transaksi kredit
menimbulkan masalah mengenai bagaimana melaporkan perubahan kurs, antara kurs
pada tanggal transaksi dan kurs pada tanggal penyelesaian. Ada 2 pendapat
mengenai hal ini: - pendapat pertama dilakukan penyesuaian. Alasannya : laporan
keuangan harus mencerminkan kondisi keuangan pada tanggal transaksi atau
tanggal penyesuaian. - Pendapat kedua, tidak dilakukan penyesuaian, kurs
tanggal transaksi dan kurs tanggal neraca, seperti halnya dengan kurs pada
tanggal transaksi adalah tidak nyata dan tidak direalisasi akan berubah menjadi
kurs nyata dan akan direalisasi pada tanggal penyelesaian. Ada 4 metode untuk
menstralai valas yaitu: 6.3.2.1 Metode Current Rate Pada metode ini semua item
neraca ( kecuali modal)ditranslasi pada kurs sekarang, Sedangkan akun modal
saham dan agio modal ditranslasi pada kurs historis. Pada metode ini laba dan
rugi translasi valas tidak mempengaruhi laporan hasil usaha, serta tidak
memperhatikan perbedaan sifat asset dan utang atau lama waktu atau durasi.
6.3.2.2 Metode Temporal Pada metode ini, basis pengukuran asset atau kewajiban
menentukan besarnya kurs yang digunakan dalam translasi dan Sebagian besar
pendapatan dan biaya ditranslasi dengan kurs rerata perode terkait. Metode ini
dapat digunakan untuk setiap basis ukuran( kos historis, harga pengganti
sekarang atau haraga pasar sekarang). 6.3.2.3 Metode Current/ Non-Current
Prinsip-prinsip yang mendasari adalah asset dan utang harus ditranslasi berdasarkan
saat jatuh temponya. Serta berbasis pada klasifikasi aktifa dan utang yang
sepenuhnya tidak berkaitan dengan pengaruh ekonomi dari fluktuasi kurs terhadap
aktifa dan utang. 6.3.2.4 Metode Moneter / Non-Moneter Semua item moneter
sperti ( kas,utang dan piutang) pada neraca sebuah perusahaan anak diluar
negeri ditranslasi pada tariff kurs sekarang, karena metode ini berpersepsi
bahwa item-item tersebut terpengaruh oleh resiko kurs. Sebagian besar item
laporan hasil usaha di translasi pada kurs rerata untuk periode tersebut.
Referensi
Buku: Sunardi dan Nanang Sunyoto.2011.Akuntansi Internasional.Amara
Book:Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar